ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Jika ingin Mencari Jodoh yang tepat, 8 Persiapan ini yang kamu harus lakukan
(credit picture: check us production)
Persiapan Mencari Jodoh – Setiap orang mendambakan keluarga yang harmonis, penuh cinta, kasih sayang; sakinah, mawaddah, dan rahmah.
Kita juga berharap anak-anak kita kelak menjadi seseorang yang dapat membanggakan orang tuanya. Tidak hanya pintar secara pribadi, tetapi pintar juga dalam sosialnya.
Pertanyaannya adalah, bagaimana cara mempersiapkan itu semua? Kapan? Dari mana?
Seorang ‘ulama pernah berkata,
Pendidikan anak dimulai saat kita memilih seorang pendamping hidup.
Maka, wajib bagi kita untuk memilih jodoh yang baik dan memperbaiki, tidak hanya kemudian cantik dan mencintai kita apa adanya.
Banyak orang yang tidak memperhatikan persiapan-persiapan ini. Maunya instan dan learning by doing. Padahal rumah tangga tidak sebercanda itu.
Kebanyakan dari kita terlalu fokus pada kebahagiaan pernikahan …
… padahal rumah tangga tidak melulu soal bahagia, melainkan kedewasaan; kedewasaan menghadapi masalah. Sebab, pasti akan banyak masalah yang datang berusaha merusak hubungan.
Semua orang tidak ingin keliru dalam memilih jodoh, tapi banyak yang bertindak keliru. Kenapa? Karena tidak tahu ilmunya.
Ada banyak buku yang membahas tentang hal-hal apa saja yang harus dipersiapkan untuk mencari jodoh, seperti bukunya Ust. Salim A. Fillah Barakallahu Laka: Bahagianya Merayakan Cinta atau buku Kado Pernikahan karya Ust. Moh. Fauzil Adhim.
Nah, artikel berusaha merangkum itu semua, semoga ini menjadi referensi sahabat dalam persiapan mencari jodoh.
1. Mencintai Sang Pemilik Jodoh
Hal paling pertama dalam persiapan mencari jodoh adalah persiapan diri pribadi. Terkhusus mengenai hubungan antara kita dengan Allah.
Rumus sederhananya seperti ini Cinta Allah > Niat > Ilmu > Calon
Banyak cara untuk mencintai Allah, tidak melulu dengan ibadah wajib, tetapi bisa juga dengan ibadah sosial. Dalam artian menjadi seseorang yang bermanfaat bagi orang lain.
Kita harus siap merevolusi mental diri sendiri agar menjadi pribadi yang lebih dewasa, bertanggung jawab, berpikir dan berjiwa besar, serta yang paling penting … tahan banting.
Dengan mencintai Pemilik Jodoh, sama saja kita menyucikanNya dari segala rupa peristiwa yang terjadi. Dan ini penting. Supaya setiap keterpurukan dengan segera kembali menemukan titik bangkitnya.
Jodoh adalah cerminan diri, maka bila ingin jodoh yang baik tentu kita harus menjadi baik dulu. Rumusnya seperti itu.
Perlu dicatat bahwa, jodoh yang baik harus dijemput dengan cara yang baik pula. Hal itu akan mendatangkan keberkahan pada kehidupan rumah tangga kita. Kita harus meyakini itu.
Salah satu bentuk mencintai Sang Pemilik Jodoh adalah dengan menaati apa yang Dia perintahkan dan menjauhi apa yang dilarang.
Allah berfirman dalam surat Al-Isra’ ayat 32,
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (QS. Al-Isra’:32)
Apa maksud dari ayat tersebut? Akan dijelaskan di poin-poin selanjutnya.
2. Berniat Ibadah
Selanjutnya, yang harus kita lakukan adalah niat …
… niat yang lurus menuju Allah. Bukan yang lain.
Rasulullah saw. pernah bersabda,
Setiap amalan tergantung niatnya.
Banyak orang yang berniat menikah untuk sesuatu yang lain. Akibatnya rumah tangga mereka tidak berkah, banyak masalah yang tidak bisa diselesaikan, hingga akhirnya bercerai.
Padahal, sungguh, cerai itu adalah hal yang dibenci oleh Allah.
Dengan berniat ibadah dan menujukan semuanya hanya untuk Allah saja, masalah yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga akan dibukakan pintu penyelesaiannya. Minimal, kita dikuatkan dan diberi kelapangan dada.
Menikah adalah ibadah yang berat, dianalogikan sebagai Bukit Tursina yang ditimpakan ke atas kepala. Dalam Al-Qur’an disebutkan sebagai Mitsaqan Galizha (perjanjian yang kokoh).
Maka sudah sepatutnya kita terus bergantung pada Allah yang Mahakuasa atas segalanya. Semoga dengan lurusnya niat … menjadikan kehidupan rumah tangga kita kelak menjadi berkah.
Dan berkah, kata Ust. Salim, bukan soal nikmat atau musibahnya, tapi syukur dan sabarnya. Bukan kaya atau miskinnya, tapi sedekah dan doanya. Bukan sakit atausehatnya, tapi dzikir dan tafakkurnya. Bukan sedikit atau banyaknya, tapi ridha dan merasa cukupnya …
… Bukan tinggi atau rendahnya, tapi tapi suci dan rendah dirinya. Bukan sempit atau lapangnya, tapi zuhud dan harapnya. Bukan sukar atau mudahnya, tapi amal dan dan perjuangannya. Bukan berat atau ringannya, tapi ikhlas dan tawakkalnya.
Nah, jika begitu, keberkahan dalam rumah tangga berarti: Bukan bahagia dan sedihnya, tapi niat dan tujuannya.
3. Mempelajari Ilmu Pernikahan
Menikah berarti memlih seseorang untuk dijadikan teman semasa hidup. Maka sudah menjadi mutlak sifatnya kita harus mengenal pasangan kita luar dan dalamnya.
Ilmu pernikahan mencakup beberapa hal yang tidak hanya berkaitan dengan kegiatan dalam kamar, tetapi juga luar kamar. Tidak hanya setelah pernikahan, tetapi juga sebelum pernikahan.
Di atas tadi sudah disebutkan ayat Al-Qur’an surat Al-Isra: 32. Maksud dari ayat tesebut adalah, salah satunya, dalam bingkai pencarian jodoh.
Kata Allah, “Jangan mendekati zina.”
‘Mendekati’ berarti, Allah tidak hanya melarang kegiatan zinanya saja, tetapi juga segala perangkat dan peristiwa yang dapat mengantarkan kita pada zina.
Salah satu peristiwa yang mendekatkan pada zina adalah kegiatan pacaran. Sudah rahasia umum kalau yang namanya pacaran itu tidak pernah lepas dari pegangan tangan, peluk-ciuman …
… minimalnya sayang-sayangan.
Padahal kalau saja kita punya ilmunya, kegiatan tersebut dilarang. Selain berdasar pada Al-Isra: 32 tadi, Nabi Muhammad saw. pernah bersabda, yang intinya kurang lebih seperti ini,
Sesungguhnya sudah ditakdirkan pada setiap Anak Adam, pertemuannya dengan zina. Tidak bisa tidak bertemu. Zinanya mata adalah melihat, zinanya telinga adalah mendengar. Zinanya lisan adalah berbicara. Zinanya tangan adalah dengan meraba. Zinanya kaki adalah melangkah …… dan zinanya hati adalah ingin dan angan-angan. Lalu kesemua itu akan dibenarkan atau didustakan dengan kemaluan.
Termasuk ilmu pernikahan juga, ilmu tentang komunikasi.
Sebab banyak rumah tangga yang terjadi konflik karena kurangnya komunikasi antar anggota keluarga.
Seringkali seorang istri merajuk karena suami tidak mau mendengarkan masalahnya …
… sementara seorang suami biasanya jengkel karena istrinya terlalu ceriwis.
Hal tersebut ada teorinya, lagi-lagi kalau saja kita tahu soal ilmunya, hal-hal seperti di atas akan bisa dihindari. Maka sebelum terlambat, dalam masa pencarian jodoh ini baiknya dimanfaatkan untuk mempelajari ilmu pernikahan.
4. Mempersiapkan Fisik
Bila di antara kita mempunyai penyakit keturunan, alangkah baiknya diusahakan penyembuhannya dari sekarang. Apalagi penyakit yang berhubungan dengan organ reproduksi.
Untuk laki-laki, usahakanlah untuk berhenti begadang, kurangi minum kopi, dan berhentilah dari merokok.
Perbanyak kegiatan-kegiatan yang dapat membugarkan jasmani kita, sebab salah satu ciri pribadi yang baik adalah memiliki jasmani yang kuat.
Pepatah juga mengatakan,
Di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat.
Mulailah untuk membiasakan olahraga, minimal seminggu sekali, atau lebih baik setiap hari dengan porsi yang lebih ringan.
Untuk perempuan, mulailah untuk perhatian terhadap kesehatan, jangan melulu mengenai bentuk tubuh yang melebar dan berat badan yang menggajah.
Memang penting bentuk tubuh, tapi kalau tidak sehat buat apa? Makanlah makanan menyehatkan dan mengidealkan berat badan.
Lagu Sheila On 7 Terimakasih Bijaksana mungkin bisa sedikit mengobati pikiran negatif kalian, para wanita, tentang berat badan yang dianggap kiamat shugra itu.
Tak peduli berapakah berat badanmu nanti, kau tetap yang ter-muuaach di hati.
Wajah juga perlu dirawat, tentu tidak dengan bahan-bahan yang hanya mencantikkan sesaat, tetapi rusak setelahnya.
Perbanyaklah bewudhu, dan jaga.
5. Persiapkan Finansial yang Cukup
Mungkin kita sering mendengar selentingan seperti ini,
Sudah punya apa? Masa’ mau makan cinta?
Finansial atau materi tentu saja penting. Kita tidak bisa melangsungkan pernikahan tanpa materi sepeser pun. Tapi hari ini, seringkali persiapan finansial dinomorsatukan bahkan diberi standar minimal.
Oh, ini salah.
Persiapan finansial hendaklah dititik beratkan pada komitmen, bukan nominal. Komitmen seorang calon kepala keluarga untuk bekerja keras sampai tetes keringat terakhir.
Menikah itu membanyakkan rezeki. Kemapanan yang dicapai bersama pasangan akan lebih berkesan dan mengeratkan hubungan daripada yang dicapai seorang diri.
Untuk para laki-laki, jadilah pekerja keras, cerdas, dan ikhlas yang mempunyai komitmen seperti ksatria; tidak akan pernah menyerah sampai akhir.
Untuk para perempuan, nilailah laki-laki dari semangat dan potensi rezekinya. Bukan dari nominal yang sudah dia dapatkan, tapi … seberapa keras yang ia bisa perjuangkan.
6. Persiapan Sosial
Persiapan sosial dalam arti lain … siap untuk bermasyarakat. Sebab membangun keluarga tidak akan mengubah kita menjadi makhluk individualis dan tidak peduli dengan lingkungan.
Menikahi seseorang juga berarti menikahi keluarganya. Selain itu, berkeluarga juga berarti bertetangga.
Unsur-unsur ini tidak bisa dilepaskan dalam perjalanan rumah tangga. Maka kemampuan untuk bersosial perlu dipersiapkan.
Jadilah keluarga yang berkontribusi di tengah-tengah masyarakat.
7. Visi Pernikahan
Visi berarti tujuan.
Jadi sebelum mencari calon, tentukan tujuan akhir kita menikah itu apa? Keluarga yang akan kita bentuk … keluarga yang seperti apa?
Jangan jadikan pernikahan hanya perpindahan episode dari lajang menjadi berpasangan. Rancang visi sedemikian rupa, sehingga adanya keluarga kita di dunia ini berarti banyak.
8. Persiapkan Diri untuk Hal Terburuk
Nah, yang terakhir ini tidak kalah penting.
Siap, tidak pernah berarti semangat menelan madu tetapi kabur ketika melihat racun. Tidak.
Namun kesiapan selalu berarti bersemangat dalam mengatasi apapun yang ada di depannya; hal-hal buruk, apalagi baik.
Jangan sampai kita galau tujuh turunan karena sesuatu terjadi tidak sesuai dengan rencana kita, karena lupa mempersiapkan diri untuk hal terburuk.
Salah satu cara mempersiapkannya adalah dengan mengamalkan poin pertama tadi: Mencintai Allah.
Dengan mencintai Allah kita akan sepenuhnya menyerahkan setiap urusan pada ‘tangan’Nya. Sebab jodoh, sudah ditentukan bahkan sebelum kita lahir ke dunia. Itu bila jodoh yang diberikan tidak sesuai dengan kriteria kita.
Bila kita lulus dalam ujian ini, yakni menerima jodoh kita kelak apa adanya, maka akan ada hal buruk lain yang menjadi batu sandungan keluarga.
Maka, sekali lagi, kembali ke poin pertama. Kembalikan lagi ke Sang Penyebab dari Segala Sebab.
Ada satu bahasan tentang sindrom dalam ilmu psikologi yang mesti kita ketahui. Namanya Immune Negelect.
Immune Neglect adalah ketidakmampuan kita untuk menghadapi masalah-masalah kecil, karena terfokus pada masalah-masalah besar yang bahkan belum datang.
Misalnya seperti ini,
Dalam sebuah keluarga, seorang istri sudah memprediksi perasaan yang mungkin akan muncul pada dirinya ketika mengetahui sang suami dipecat dari pekerjaan.
Dia pun sudah mempersiapkan sikap yang pas untuk menghadapi itu. Lalu seluruh dirinya terfokus pada ‘yang harus saya lakukan ketika suami dipecat’.
Hingga suatu ketika dia mengirim Blackberry Messenger (BBM) pada sang suami. Tetapi karena terlalu sibuk dengan pekerjaan, si suami hanya membaca pesan itu tanpa membalasnya.
Mengetahui hal tersebut, mungkin karena terlalu cinta, sang istri tersulut emosinya lalu ngambek.
Inilah yang namanya Immune Neglect. Secara sederhana dapat diartikan sebagai kondisi di mana kita siap menghadapi goncangan dahsyat, karena sebelumnya telah mengantisipasinya dengan memprediksi perasaan yang mungkin muncul …
… lalu mengaktifkan mekanisme pertahanan psikis saat itu terjadi. Tetapi sering tersulut dengan iritasi-iritasi kecil karena lupa mengaktifkan pertahanan, karena mungkin, terlalu fokus pada masalah-masalah besar.
Jadi hati-hati dan persiapkan.
Demikianlah satriabajahitam rangkumkan sedikit mengenai persiapan mencari jodoh, mari untuk menjadikan setiap kehidupan kita belajar dan persiapan.
Sebab persiapan tidak akan pernah sampai pada tingkat sempurna, kecuali persiapan hari ini lebih baik daripada hari kemarin.
sumber: http://satriabajahitam.com/persiapan-mencari-jodoh/
0 Response to "Jika ingin Mencari Jodoh yang tepat, 8 Persiapan ini yang kamu harus lakukan "
Posting Komentar